PERUBAHAN IKLIM
I. Pengertian
Perubahan iklim adalah perubahan variabel iklim,
khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam
jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun (inter centenial).
Disamping itu harus dipahami bahwa
perubahan tersebut disebabkan oleh kegiatan manusia (anthropogenic), khususnya
yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar fosil dan alih-guna lahan. Jadi
perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor alami, seperti tambahan aerosol
dari letusan gunung berapi, tidak diperhitungkan dalam pengertian perubahan
iklim. Dengan demikian fenomena alam yang menimbulkan kondisi iklim ekstrem
seperti siklon yang dapat terjadi di dalam suatu tahun (inter annual) dan
El-Nino serta La-Nina yang dapat terjadi di dalam sepuluh tahun (inter decadal)
tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan iklim global. Kegiatan manusia yang
dimaksud adalah kegiatan yang telah menyebabkan peningkatan konsentrasi GRK di
atmosfer, khususnya dalam bentuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4),
dan nitrous oksida (N2O).
B.Proses atau mekanisme terjadinya Perubahan Iklim
Perubahan iklim bukanlah hal baru. Iklim
global sudah selalu berubah-ubah. Jutaan tahun yang lalu, sebagian wilayah
dunia yang kini lebih hangat, dahulunya merupakan wilayah yang tertutupi oleh
es, dan beberapa abad terakhir ini, suhu rata-rata telah naik turun secara
musiman, sebagai akibat fluktuasi radiasi matahari, misalnya, atau akibat
letusan gunung berapi secara berkala. Namun, yang baru adalah bahwa perubahan
iklim yang ada saat ini dan yang akan datang dapat disebabkan bukan hanya oleh
peristiwa alam melainkan lebih karena berbagai aktivitas manusia. Kemajuan
pesat pembangunan ekonomi kita memberikan dampak yang serius terhadap iklim
dunia, antara lain lewat pembakaran secara besar-besaran batu bara, minyak, dan
kayu, misalnya, serta pembabatan hutan.
Dalam laporan terbaru, Fourth Assessment
Report, yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC),
satu badan PBB yang terdiri dari 1.300 ilmuwan dari seluruh dunia, terungkap
bahwa 90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat
planet kita semakin panas.Sejak Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida
beranjak naik mulai dari 280 ppm menjadi 379 ppm dalam 150 tahun terakhir.
Tidak main-main, peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer Bumi
itu tertinggi sejak 650.000 tahun terakhir! IPCC juga menyimpulkan bahwa 90%
gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, seperti karbon dioksida, metana, dan
dinitrogen oksida, khususnya selama 50 tahun ini, telah secara drastis
menaikkan suhu Bumi. Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak
mengeluarkan gas rumah kaca, tetapi pertambahan penduduk, pembabatan hutan,
industri peternakan, dan penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah
kaca di atmosfer bertambah banyak dan menyumbang pada pemanasan global.
Berdasarkan dari laporan Perserikatan
Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun
2006 mengungkapkan bahwa, “industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah
kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah
kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). ” Hampir seperlima (20
persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah
emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia.
C .Dampak Perubahan
Iklim
1. Dampak perubahan iklim terhadap pertanian
Diperkirakan produktivitas pertanian di
daerah tropis akan mengalami penurunan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata
global antara 1-2o C sehingga meningkatkan risiko bencana kelaparan.
Meningkatnya frekuensi kekeringan dan banjir diperkirakan akan memberikan
dampak negatif pada produksi lokal, terutama pada sektor penyediaan pangan di
daerah subtropis dan tropis. Terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau
menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan
kebakaran hutan. Terjadinya
pergeseran musim dan perubahan pola hujan, akibatnya Indonesia harus mengimpor
beras. Pada tahun 1991, Indonesia mengimpor sebesar 600 ribu ton beras dan
tahun 1994 jumlah beras yang diimpor lebih dari satu juta ton (KLH, 1998).
Adaptasi bisa dilakukan dengan menciptakan bibit unggul atau mengubah waktu
tanam. Peningkatan suhu regional juga akan memberikan dampak negatif kepada
penyebaran dan reproduksi ikan.
2. Dampak perubahan iklim terhadap kenaikan permukaan
air laut
Naiknya permukaan laut akan menggenangi
wilayah pesisir sehingga akan menghancurkan tambak-tambak ikan dan udang di
Jawa, Aceh, Kalimantan dan Sulawesi (UNDP, 2007). akibat pemanasan global pada
tahun 2050 akan mendegradasi 98 persen terumbu karang dan 50% biota laut.
Gejala ini sebetulnya sudah terjadi di kawasan Delta Mahakam Kalimantan Timur,
apabila suhu air laut naik 1,50C setiap tahunnya sampai 2050 akan memusnahkan
98% terumbu karang. di Indonesia kita tak akan lagi menikmati lobster,
cumi-cumi dan rajungan. Di Maluku, nelayan amat sulit memperkirakan waktu dan
lokasi yang sesuai untuk menangkap ikan karena pola iklim yang berubah.
Kenaikan temperatur menyebabkan es dan
gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan
terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini
membawa banyak perubahan bagi kehidupan di bawah laut, seperti pemutihan
terumbu karang dan punahnya berbagai jenis ikan. Sehingga akan menurunkan
produksi tambak ikan dan udang serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir
pantai. Kenaikan muka air laut juga akan merusak ekosistem hutan bakau,
serta merubah sifat biofisik dan biokimia di zona pesisir.
3. Dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air.
Pada pertengahan abad ini, rata-rata
aliran air sungai dan ketersediaan air di daerah subpolar serta daerah tropis
basah diperkirakan akan meningkat sebanyak 10-40%. Sementara di daerah
subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak 10-30%
sehingga daerah-daerah yang sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin
parah kondisinya.
4. Dampak perubahan iklim terhadap Ekosistem
Kemungkinan punahnya 20-30% spesies
tanaman dan hewan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata global sebesar
1,5-2,5oC. Meningkatnya tingkat keasaman laut karena bertambahnya
Karbondioksida di atmosfer diperkirakan akan membawa dampak negatif pada
organisme-organisme laut seperti terumbu karang serta spesies-spesies yang
hidupnya bergantung pada organisme tersebut.
Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai
jenis flaura dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis
seperti pemutihan karang seluas 30% atau sebanyak 90-95% karang mati di
Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut.
5. Dampak perubahan iklim pada Sektor Ekonomi
Semua dampak yang terjadi pada setiap
sektor tersebut diatas pastilah secara langsung akan memberikan dampak terhadap
perekonomian Indonesia akibat kerugian ekonomi yang harus ditanggung.
6. Dampak perubahan iklim pada pemukim perkotaan
Kenaikan muka air laut antara 8 hingga
30 centimeter juga akan berdampak parah pada kota-kota pesisir seperti Jakarta
dan Surabaya yang akan makin rentan terhadap banjir dan limpasan badai. Masalah
ini sudah menjadi makin parah di Jakarta karena bersamaan dengan kenaikan muka
air laut, permukaan tanah turun: pendirian bangunan bertingkat dan meningkatnya
pengurasan air tanah telah menyebabkan tanah turun.Namun Jakarta memang sudah
secara rutin dilanda banjir besar pada awal Februari,2007,banjir di Jakarta
menewaskan 57 orang dan memaksa 422.300 meninggalkan rumah, yang 1.500 buah di
antaranya rusak atau hanyut.Total kerugian ditaksir sekitar 695 juta dolar.
Suatu penelitian memperkirakan bahwa
paduan kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter dan turunnya tanah yang terus
berlanjut dapat menyebabkan enam lokasi terendam secara permanen dengan total
populasi sekitar 270,000 jiwa, yakni: tiga di Jakarta – Kosambi, Penjaringan
dan Cilincing; dan tiga di Bekasi – Muaragembong, Babelan dan Tarumajaya.Banyak
wilayah lain di negeri ini juga akhir-akhir ini baru dilanda bencana banjir.
Banjir besar di Aceh, misalnya, di
penghujung tahun 2006 menewaskan 96 orang dan membuat mengungsi 110,000 orang
yang kehilangan sumber penghidupan dan harta benda mereka. Pada tahun 2007 di
Sinjai, Sulawesi Selatan banjir yang berlangsung berhari-hari telah merusak
jalan dan memutus jembatan, serta mengucilkan 200.000 penduduk. Selanjutnya
masih pada tahun itu,banjir dan longsor yang melanda Morowali, Sulawesi Utara
memaksa 3.000 orang mengungsi ke tenda-tenda dan barak-barak darurat.
7. Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan
Ketika perubahan iklim datang, maka
kesehatan manusia akan berada dalam ketidakpastian waktu. Kasus bisa terjadi sewaktu-waktu
dengan kuantitas dan kualitas dampak yang juga tidak dapat dipastikan. Sistem
pelayanan kesehatan akan menemui berbagai macam tantangan yang rumit seperti
naiknya biaya pelayanan kesehatan, komunitas yang mengalami penuaan dini, dan
berbagai tantangan lainnya sehingga strategi pencegahan yang efektif sangat
dibutuhkan.
Frequensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah meningkat.
Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap
diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan. ”Pemanasan global” juga memicu
meningkatnya kasus penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah. Penduduk
dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi
buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
berbagai serangga dan hewan.
Faktor iklim berpengaruh terhadap
risiko penularan penyakit tular vektor seperti demam berdarah dengue (DBD) dan
malaria. Semakin tinggi curah hujan, kasus DBD akan meningkat. suhu berhubungan
negatif dengan kasus DBD, karena itu peningkatan suhu udara per minggu akan
menurunkan kasus DBD. Penderita alergi dan asma akan meningkat secara
signifikan. Gelombang panas yang melanda Eropa tahun 2005 meningkatkan angka
“heat stroke” (serangan panas kuat) yang mematikan, infeksi salmonela, dan “hay
fever” (demam akibat alergi rumput kering).
Perubahan iklim global adalah perubahan unsur-unsur iklim dalam jangka waktu yang lama, yaitu antara 50 dan 100 tahun karena pengaruh kegiatan manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca.
1.Pemanasan Global
Pemanasan global(global warming) adalah proses terjadinya proses kenaikan atau peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi karena meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca (greenhouse effect). Sementara itu, fungsi dari gas-gas rumah kaca adalah menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat. Efek rumah kaca terjadi karena adanya pencemaran udara di atmosfer, antara lain oleh gas CO2,metana,N2O, dan CFC.
1.1. Karbon Dioksida (CO2)
Karbon Dioksida merupakan gas paling dominan yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Karbon Dioksida ini berasal dari pembakaran berbagai jenis bahan di berbagai tempat. Adapun penggunaan bahan bakar fosil dan pembakaran hutan dalam skala besar merupakan penyebab utama terjadinya peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer
1.2. Chloro Fluro Carbone (CFC)
Pemakain Chloro Fluro Carbone (CFC) memberikan kontribusi yang besar dalam pemanasan global karena dapat merusak lapisan ozon. Saat ini CFC banyak digunakan oleh masyarakat, antara lain untuk AC (Air Conditioner), kulkas, pembuatan busa,dan untuk bahan dorong dalam penyembur (aerosol). Misalnya pada kaleng semprot pengharum ruangan, penyemprot rambut, atau parfum.
1.3. Metana
Menurut penelitian konsentrasi metana di atmosfer akan meningkat dengan kecepatan 0,25-1,5% per tahun. Metana ini dihasilkan oleh sumber yang hidup termasuk bakteri yang menghasilkan metana dengan pencernaan anaerob, seperti di dalam tanah , lumpur, ladang padi, dan pembakaran biomass yang tidak sempurna.
1.4. Dinitrogen Oksida(N2O)
Dinitrogen Oksida merupakan gas buang yang dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar minyak dan gas serta meningkatnya penggunaan pupuk nitrogen.
1.4.1.Terjadinya El Nino dan La Nina
El Nino adalah suatu kondisi penyimpangan suhu permukaan laut di kawasan ekuator Samudra Pasifik bagian tengah dan timur dengan kenaikan suhu di atas 1 ºC dari rata-rata kurun waktu waktu tertentu, misalnya sebulan. Umumnya El Nino terjadi pada akhir tahun atau awal tahun berikutnya serta makin naik sekitar bulan mei hingga beberapa bulan dan berlangsung selam satu tahun. Oleh karena itu, gejala El Nino akan mengubah sistem peredaran udara global dalam arah timur-barat sehingga terjadi pergeseran arus udara.
Sebaliknya, Jika kondisi suhu permukaan laut turun sehingga menjadi lebih dingin dari keaadan normal maka disebut La Nina.
Terjadinya El Nino tersebut berhubungan dengan kegagalan angin pasat di daerah ekuator mendorong air yang panas dari garis pantai Amerika Selatan ke Samudra Pasifik. Tanpa adanya angin pasat ini, arus panas akan kembali ke garis pantai Amerika Selatan dan membawa hujan yang deras ke daerah pada kondisi normal sedang mengalami musim kering.
2.Dampak Pemanasan Global
Pemanasan Global merupakan permasalahan dunia yang dirasakan oleh semua negara di dunia, baik negara miskin, negara yang sedang berkembang, maupun negara-negara maju. Pemanasan global ditunjukkan dengan adanya kenaikan suhu permukaan laut dapat menyebabkan terjadinya bencana bumi.
Secara umum, akibat yang ditimbulkan oleh adanya pemanasan global ada dua, yaitu terjadinya perubahan iklim global dan naiknya permukaan air laut.
2.1.Terjadinya Perubahan Iklim Global
Perubaahan iklim global akan menimbulkan akibat antara lain sebagai berikut.
1.) Di beberapa daerah tropis akan terjadi banjir, sedangkan di daerah lainnya akan mengalami kekeringan sehingga mengakibatkan menurunnya produktivitas pertanian.
3.) Daerah kering akan mendapatkan curah hujan yang lebih banyak karena adanya pergeseran iklim ke utara. Akibatnya produktivitas lahan akan meningkat.
4.) Kekeringan yang terjadi di daerah tropis maupun daerah beriklim sedang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan.
2.2 Naiknya Permukaan Laut
Pemanasan global menyebabkan terjadinya kenaikan suhu global yang mengakibatkan cairnya lapisan es di kutub sehingga permukaan laut makin naik.
Dengan mengetahui akibat yang ditimbulkan dari pemanasan global, maka sudah saatnya setipa negara berupaya untuk mengurangi kecepatan emisi dari gas-gas yang dapat menyebabkan terjadinya dampak pemanasan global, terutama CO2 dan CFC.
II . Solusi dan Pencegahan/Mitigasi Terjadinya Perubahan Iklim
Dampak dari perubahan iklim itu sendiri diantaranya yaitu : peningkatan permukaan laut (bayangkan jika kita yang ada di dataran rendah, kawasan pesisir khususnya kelak akan tergenang oleh air laut, “kiamat”), dan berakibat juga pada perubahan pola hujan karena meningkatnya temperatur suhu.Oleh sebab itu mari kita mulai menanggulanginya dimulai dari diri kita sendiri dari hal yang kecil mulai sekarang!! Caranya diantaranya,
1. Berhenti atau kurangilah makan daging
Sebuah laporan dari Earth Institute menegaskan bahwa diet berbasis tanaman hanya membutuhkan 25% energi yang dibutuhkan oleh diet berbasis daging. Penelitian yang dilakukan Profesor Gidon Eshel dan Pamela Martin dari Universitas Chicago juga memberikan kesimpulan yang sama: mengganti pola makan daging dengan pola makan vegetarian 50% lebih efektif untuk mencegah pemanasan global dari pada mengganti sebuah mobil SUV dengan mobil hibrida.
Seorang vegetarian dengan standar diet orang Amerika akan menghemat 1,5 ton emisi rumah kaca setiap tahunnya! Seorang vegetarian yang mengendarai SUV ffummer masih lebih bersahabat dengan lingkungan daripada seorang pemakan dagrng yang mengendarai sepeda!
2.Batasilah emisi karbon dioksida!
Bila memungkinkan, carilah sumber-sumber energi alternatif yang tidak menghasilkan emisi CO2 seperti tenaga matahari, air, angin, nuklir, dan lain-lain. Bila terpaksa harus menggunakan bahan bakar fosil (yang mana akan menghasilkan emisi CO2), gunakanlah dengan bijak dan efisien.
Hal ini termasuk menghemat listrik dan energi, apalagi Indonesia termasuk negara yang banyak menggunakan bahan bakar fosil (minyak, batubara) untuk pembangkit listriknya.
Matikanlah peralatan listrik ketika tidak digunakan, gunakan lampu hemat energi, dan gunakanlah panel surya sebagai energi alternatif.
3. Tanamlah lebih banyak pohon!
Tanaman hijau menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam jaringannya. Tetapi setelah mati mereka akan melepaskan kembali CO2 ke udara. Lingkungan dengan banyak tanaman akan mengikat CO2 dengan baik, dan harus dipertahankan oleh generasi mendatang. Jika tidak, maka karbon yang sudah tersimpan dalam tanaman akan kembali terlepas ke atmosfer sebagai CO2.
Peneliti dari Louisiana Tech University menemukan bahwa setiap acre pepohonan hijau dapat menangkap karbon yang cukup untuk mengimbangi emisi yang dihasilkan dari mengendarai sebuah mobil selama setahun.
Sebuah studi yang dilakukan oleh layanan perhutanan di Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa penanaman 95.000 pohon yang dilakukan di dua kota kecil di Chicago memberikan udara yang lebih bersih dan menghemat biaya yang berhubungan dengan pemanasan dan pendinginan udara sebesar lebih dari US$38 juta dalam 30 tahun ke depan.
4. Daur ulang (recycle) dan gunakan ulang
Kalkulasi yang dilakukan di California menunjukkan bahwa apabila proses daur ulang dapat diterapkan hingga di level negara bagian California, maka energi yang dihemat cukup untuk memberikan suplai energi bagi 1,4 juta rumah, mengurangi 27.047 ton polusi air, menyelamatkan 14 juta pohon, dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga setara dengan 3,8 juta mobil!.
5. Gunakan alat transportasi alternatif untuk mengurangi emisi karbon
Penelitian yang dilakukan Universitas Chicago menunjukkan bahwa beralih dari mobil konvensional ke mobil hibrida seperti Toyota Prius dapat menghemat 1ton emisi per tahun.
Mengkonsumsi makanan produk lokal akan mengurangi emisi dalam jumlah yang cukup signifikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Iowa State University pada tahun 2003 menemukan bahwa makanan non-lokal rata-rata menempuh 1.494 mil sebelum dikonsumsi, bandingkan dengan makanan lokal yang hanya menempuh 56 mil. Bayangkan betapa banyak emisi karbon yang dihemat dengan perbedaan 1.438 mil tersebut.
Gunakan sepeda sebanyak yang Anda bisa sebagai metode transportasi. Selain menghemat banyak energi, bersepeda juga merupakan olah raga yang menyehatkan
Kesimpulan
Perubahan Iklim adalah perubahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang mengubah komposisi atmosfer secara global dan mengakibatkan perubahan variasi iklim yang dapat diamati dan dibandingkan selama kurun waktu tertentu.
Beberapa aktivitas manusia yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan iklim dapat dibedakan atas beberapa hal, yaitu (1) kerusakan hutan termasuk perubahan tata guna lahan, (2) pemanfaatan energi fosil, (3) pertanian dan peternakan, serta (4) sampah.
Beberapa dampak perubahan iklim yang mungkin timbul di antaranya: peningkatan suhu, peningkatan intensitas curah hujan, ancaman terhadap ketahanan pangan pada bidang pertanian, naiknya permukaan air laut, air laut bertambah hangat serta merebaknya wabah penyakit.
Saran
Sebaiknya kita banyak menanam tumbuhan hijau agar persediaan oksigen tetap ada atau tidak berkurang dan mengurangi jumlah rumah kaca, serta berhemat menggunakan energi yang ada di bumi. Selain itu, tidak mencemari udara yang dapat merusak lapisan atmosfer bumi.
Berubahlah!
Satu hal lain yang sangat penting disamping lima hal yang dapat Anda lakukan di atas adalah keinginan dan motivasi Anda sendiri untuk berubah.
Saran-sarandi atas tidak akan berarti jika hanya menjadi bahan ba¬caan tanpa tindakan yang nyata. Kita harus benar-benar mulai mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Anda tidak perlu mengambil langkah ekstrim untuk langsung berubah hanya dalam semalam bila hal tersebut terlalu berat bagi Anda. Lakukanlah secara bertahap tetapi konsisten dengan komitmen Anda.
Jadilah contoh nyata bagi lingkungan dan orang-orang di sekitar Anda. Contoh dan praktek yang Anda berikan sangat penting untuk menginspirasi banyak orang lainnya untuk berubah pula. Berikanlah informasi kepada orang-orang disekitar Anda sehingga mereka dapat mengerti mengenai konsekuensi dari pola hidup mereka. Dan berilah mereka dorongan untuk mencoba pola hidup mulia yang akan menyelamatkan planet kita tercinta ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/22182806/Makalah-Global-Warming
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
http://zetri.blogspot.com/2010/10/pemanasan-global.html
http://www.reflection4us.com/global-warming-solution/2008/08/08/
http://dunia-novi.blogspot.com/2010/10/makalah-global-warming.html
materi bukuajar.pendidikan lingkungan hidup.tahun 2010
Komentar
Posting Komentar